Empat Orang Muslim Peraih Nobel

Orang yang menolak hadiah Nobel



Nobel sendiri sudah ada sejal tahun 1901 dan kini tampaknya pemenang dari Eropa semakin sedikit. Amerika Serikat kini menjuarai sebagai negara dengan pemenang Nobel terbanyak. Semenjak Perang Dunia II setidaknya ada satu orang Amerika Serikat tiap tahun menang.

Ada tiga anugrah Nobel: Psikologi atau kedokteran, fisika dan kimia. Setiap kategori bisa dimenangkan tiga orang. Untuk Nobel perdamaian beda lagi. Selama 100 tahun hanya 17 wanita yang menang dan sepertiga mendapatkannya sesudah tahun 2000. Pemenang termuda sejauh ini adalah Lawrence Bragg pada tahun 1915 yang berusia 25 tahun pada saat itu. Pemenang tertua adalah Leonid Hurwicz yang berusia 90 tahun pada 2007 lalu.

Siapapun yang menang Nobel akan mendapatkan prestise tersendiri, tidak hanya uang. Uang hanyalah pelengkap dan pajak yang tinggi menyebabkan hadiah kemenangan itu tidak terlalu "wah". Nobel sendiri masih teguh konsisten menjadi anugrah yang bergengsi serta memiliki integritas tersendiri.

Tetapi ada yang menolak hadiah Nobel. Le Duc Tho yang memenangkan Nobel perdamaian bersama Henry Kissinger untuk perannya dalam gencatan senjata Perang Vietnam menolak.  Kemudian Jean-Paul Sartre menolak tahun 1964 untuk kategori sastra sebab ia berpendapat sebagai penulis sebaiknya jangan diinstitusikan. Boris Pasternak juga menolak tahun 1958 sebab takut disakiti Soviet kalau ia ke Stockholm untuk menerima penghargaan. Uniknya penyelenggara Nobel menolak penolakan Pasternak. Akhirnya sang anak menerima tahun 1989. Satu lagi, Erik Axel Karlfeldt, penyair Swedia menolak menerima tahun 1918 sebab ia adalah Mentri Akademi Swedia alias penyelenggara Nobel.

Keluarga Curie sendiri adalah keluarga Nobel. Pierre dan Marie menang tahun 1901 kategori Fisika. Marie menang untuk Kimia tahun 1911, putrinya Irene dan suaminya Frédéric Joliot-Curie menang untuk Kimia tahun 1935 dan Henry Labouisse, yang menikah pada putri Pierre dan Marie, Eve, menerima atas nama UNICEF tahun 1965.

Komentar